Wednesday 25 May 2016

Fiksimini #3

@aiobiobi

JANJIMU.
Hanya sekejap. Lalu menguap tak berbekas.

MALAS.
Kenpa malam ini kamar mandinya mendadak jauh?

MASIH HIDUP.
Gudangnya kosong. Wanita itu tak ada di sana. Padahal aku baru saja akan memberinya selimut putih.

LELAP.
Tadinya aku ingin mengajakmu lari pagi, tapi aku baru ingat semalam kau berpesta bersama para kecoa yang sekarat.

SEPI.
Semenjak pisau dapurku berlumuran darah, rumah ini menjadi lebih lengang.

MUTILASI.
Anak itu tersenyum, menatap mata yang tergeletak di telapak tangannya.

MARAH.
Aku harus beli cat tembok baru. Dinding rumahku banyak dipenuhi bercak merah.

BURUNG HANTU.
Lelaki itu selalu ketakutan ketika akan buang air kecil.

RACUN.
Aku tersenyum melihat pacarku makan dengan lahap.

TERLALU MANIS.
"Kenapa kakak cantik itu dikerubungi semut?" ujar anak berkuncir dua yang duduk di sampingku.

BOSAN.
Itulah kenapa kata-kataku mulai meracau tak jelas.

MALAM.
Ketika ia datang menyapamu tanpa kamu sadari.

MALAM.
Ketika ia harus menjelajahi gemerlap kota metropolitan.

RUMAH KOSONG.
"Rumah tetanggamu selalu ramai kalau malam hari," ujar temanku ketika pulang menginap selama seminggu.Aku hanya tersenyum kaku.

MALAM.
Aku hanya bisa tertawa melihatmu bersama tumpukan kertas.

MALAM.
Kamu menyapaku dengan belati di tanganmu.

MALAM.
Dia menunggunya pulang di depan lilin temaram.

MALAM.
Dia bersinar memenuhi lembaran kelam dengan keindahan.

BULAN.
Dia berdiri menatap langit. Menyapa Nenek Tua yang asik bercengkrama dengan kucingnya.

PAGI.
Wanita itu bergelung dalam selimut kebisingan.

BAWAH SADAR.
Kamu datang memberiku nyawa.

BIRU.
Kamu mematikan lampu.

JENDELA.
Mata itu terus mengawasiku.

MARAH.
Tanganmu berdarah.

PAGI.
Lelaki itu berjalan tertunduk, menapaki jalanan berlubang.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

maafkan keabsurdan ini~

Gomawo~