Friday 5 December 2014

Cerpen : Sebatas Kertas

Sekolah itu masih terlihat cukup ramai, padahal jam sekolah sudah usai dari setengah jam lalu. Beberapa anak berseragam putih merah masih terlihat berkeliaran di sekitar sekolah, sebagaian bergerombol di penjual makanan ringan, sebagaian di penjual mainan, sebagian hanya duduk-duduk di koridor menunggu jemputan, dan beberapa lagi asik berkejaran di halaman sekolah. Agni, seorang gadis berusia dua puluh lima tahun yang merupakan guru honorer di sana, sibuk membereskan barang-barangnya yang masih berserakan di atas meja.

Gerakan tangannya terhenti ketika suara Lena, salah seorang guru di sana menyapa pendengaran. “Pangeranmu dateng tuh,” ujarnya seraya tersenyum menggoda. Keduanya menoleh, memandang seorang lelaki yang baru saja keluar dari mobil yang terparkir di depan sekolah.

Agni hanya tersenyum tipis menanggapi perkataan temannya itu. “Bukan pangeran, hanya teman dekat.”

“Iya, temen deket. Cuma udah pada pake cincin di jari.” Lena kembali menggoda Agni yang lagi-lagi hanya ditanggapi senyuman. “Udah balik sana. Udah nungguin tuh pangerannya.” Lena kembali berujar.

“Aku pulang duluan ya Len. Siang,” ujar Agni, tersenyum sekilas pada Lena sebelum meninggalkan ruang guru.

Gadis itu berjalan pelan melintasi halaman sekolah. Di depannya, Raffa, lelaki yang disebut-sebut Lena sebagai pangarannya tengah bersandar pada mobil, memeperhatikan sekitar, yang entah apa. Agni menghela napas pelan. Hampir semua orang menyebut Raffa sebagai ‘pangerannya’, yang nyatanya mereka hanya sepasang manusia yang terikat oleh sebuah cincin dan perkataan orangtua.

Wednesday 12 November 2014

Puisi Sombong (Adol)

Kali ini pengen posting lagi kata-kata di puisi (?) bikinan kang adol aka @comicsunda ini:


Sepertinya saya mulai ketagihan dengerin puisi puisi nya kang adol yang melebihi ambang batas kepuitisan(?) ini *ngomong naon sih saya*

~~~~~~~~~~~~~~~0000000000~~~~~~~~~~~~~~~

Puisi Sombong
oleh : ComicSunda

Tuesday 16 September 2014

Lelaki di Ujung Koridor

Matahari masih terik, padahal sudah hampir mendekati asar. Dua anak SMA keluar dari pintu kelas, sepertinya mereka baru selesai piket. Keduanya berjalan beriringan melewati koridor sekolah yang tambah sepi. Agni berjalan tertunduk dengan Deva yang terus sibuk berceloteh di sebelahnya. Sesekali Agni mengangkat wajah menatap Deva, dan kata, “Oh”, “Ya”, “Masa?” meluncur pelan dari bibirnya. Ia tak menyadari sepasang mata tengah mengawasi mereka berdua dari ujung koridor.

Tepat ketika Deva tak sengaja menjatuhkan ponsel dan Agni memungutnya, mata gadis itu tak sengaja menangkap tatapan dari sosok lelaki asing di ujung koridor. Gadis itu terdiam sejenak, saling pandang beberapa detik. Lelaki di ujung koridor mengerjap lebih awal, menyadari situasi. Lelaki itu berbalik, berjalan santai seolah tak pernah melihat Agni.

Agni masih terdiam dalam posisi jongkok, ia baru sadar ketika Deva ikut jongkok seraya berujar, “Kenapa? Hapenya rusak ya?”

“Eh?” Agni menoleh pada Deva yang tengah memandangnya.

Friday 8 August 2014

Perantara Kata

Mari kita bergandeng tangan, memapah kata dalam lautan tawa
Aku hanya membutuhkanmu, untuk menjelajahi hidup bersama
Tak banyak yang kuinginkan, hanya bersamamu sampai tua
Bersedia memalingkan muka dan menatapku dalam segala suasana
Aku tak meminta harta benda, hanya cukup kamu menerimaku apa-adanya
Untukmu yang ada di sana, ini hanya sebatas rasa yang ku ungkapkan melalui perantara kata

Tuesday 5 August 2014

Mekanisme Rasa

Ini dapet bikin pas lagi PKL di jam istirahat dan bingung mesti ngapain karena belum banyak kenal orang *sedih* , akhirnya duduk di ruangan kabag produksi sambil sibuk sok sok nulis, padahal nulis kek ginian :D

~~~~~~~~~~0000000~~~~~~~~~

Mekanisme Rasa

Di dalam kebisingan ini aku hanya bisa mengusap dada membentuk asma dalam setiap desahnya
Kini semuanya terurai, mencabik rasa bersama helaan napasnya
 
Aku hanya bisa memandang, menatapnya dari balik jendela
 
Membiarkan ia terombang-ambing masa dalam pensucian jiwa
 
Ketika semuanya kembali bersatu, aku hanya bisa mengontrol makna dalam seiap untainya, menunggu raga terpecah jiwa
 
Aku hanya bisa tersenyum menatap ia yang semakin sempurna
Membelit setiap luka yang terkadang menganga
 
Ia hanya kembali menuntut kata, membisikkan rasa dalam untaian makna
 
Aku kembali hanya bisa merenggut setiap rasa yang terurai bersama dahaga
 
Membentuk sepi ketika sepi tak lagi membahana
 
Aku hanya ingin terlelap bersamanya dalam labirin relung jiwa yang terngiang dalam nada bahagia
 
Aku hanya ingin bersatu dengannya
Karena kita adalah sama
 
Kini semuanya tersenyum, ketika kita bersama membentuk rasa dalam setiap untainya

~~~~~~~~~~0000000~~~~~~~~~

Dan entahlah ini saya nulis apaan :D

Kawan

Kawan yang dulu sempat menawarkan kepastian, kini pergi meninggalkan kehampaan
Mungkin ia menganggap kawan hanya sebuah batu lompatan
Ketika ia lebih dulu sampai ketepian, batu itu masih di sana, terjebak ketidakpastian
Aku hanya heran, apakah semua insan hanya memberikan ajakan bualan?
Memanfaatkan keluguan kawan yang tak pernah menganggapnya lawan?
Lantas membuangnya ketika kawan masih terjebak dalam hamparan keputusasaan?
Ah... hidup ini memang sialan!

Friday 20 June 2014

Da Aku Mah Apa Atuh

Kali ini pengen posting kata-kata di puisi (?) bikinan kang adol aka @comicsunda ini:


Asli ngakak lah dengernya. Kata-katanya itu lho... jadi bingung mesti sedih apa ketawa :(
Sambil dengerin sambil ngetik ulang tadi ini kata-katanya. Ya siapa tau aja ada yang terinspirasi buat ikutan galau(?) juga setelah baca kata-katanya lagi.

Da aku mah apa atuh cuma réméh yang kalo disintreuk saeutik juga udah ngacleng entah kemana :(

~~~~~~~~~~~~~~~0000000000~~~~~~~~~~~~~~~

Da Aku Mah Apa Atuh
oleh : ComicSunda

Wednesday 2 April 2014

Kuroko No Basket

Tiap mau nulis sering bingung mau mulai dari mana. Kalo nulis itu kadang pengen terus-terusan ga bisa berenti, tapi sekalinya berenti buat mulai laginya itu susaaaah. Kaya sekarang ini, udah ke-stop beberapa hari *bahkan minggu* karena banyak tugas kuliah, mau mulai lagi itu susahnyaaa minta ampun. Akhirnya baru sekarang deh nulis lagi *dengan semangat yang dipaksakan -____-*

Akhir-akhir ini saya lagi seneng nonton anime Kuroko No Basket. Anime ini menceritakan sekelompok murid SMA yang tergabung dalam sebuah klub Basket. Saya gak hapal semua nama pemainnya, cuman beberapa doang yang saya hapal. Ada Kuroko, Kagami, Aomine, Midorima, Kise, Riko, Akashi, Murasakibara, Hyuga, Kiyoshi, udah itu doang, yang lainnya saya ga bisa nginget namanya.


Gara-gara liat anime ini saya jadi penasaran pengen liat pertandingan basket di dunia asli kaya gimana, soalnya dari dulu sampai saya ngetik tulisan ini saya belom pernah liat pertandingan basket yang asli hahaha *kasian banget dirikuh*

Ceritanya dimulai dari penerimaan anggota baru tim basket SMA Seirin. Tim basket ini baru berdiri satu tahun ketika Kuroko dan Kagami masuk sana. Diawal diceritakan kalo ada Generasi Keajaiban yang berasal dari SMP Teiko. Generasi Keajaiban ini ada lima orang, tapi katanya ada satu lagi yang keberadaannya diakui lima orang ini, yaitu Kuroko yang jago passing. Hadeeeh saya gak ahli kalo soal cerita menceritakan. Intinya kan ada Kagami yang baru pindah dari luar negeri denger kabar ini, jadi dia pengen ngalahin kelima anggota Generasi Keajaiban ini.

Monday 17 March 2014

Negara Ini

Mata itu  tak berekspresi. Tatapnnya kosong seperti beberapa jam lalu, memandang datar gerak-gerik seorang lelaki di hadapannya. Ia tetap bergeming, membiarkan lelaki itu terus bergerak dan berceloteh tak karuan.

“Kamu tau kenapa negara ini tak pernah maju?” Setelah sekian lama bungkam akhirnya wanita itu bersuara, tetap dengan tatapan kosongnya.

“Eh? Aku tak peduli sama negara ini sayang, aku cuma peduli sama kamu,” ujar lelaki di hadapannya seraya mengulurkan tangan mengelus wajah wanita itu, nafasnya terengah.

Wanita itu tersenyum sinis, lantas melirik sekilas pada jam dinding di hadapannya. Dua belas lebih sepuluh. Dengan gerakan cepat ia mendorong lelaki di hadapannya yang hendak menciumnya kembali. “Sudah dua jam. Sesuai kesepakatan. Aku selesai.” Perempuan itu berdiri, beranjak menuju lemari di samping ranjang, lantas memakai baju yang tergeletak di sana. “Thanks,” ujarnya sambil mengacungkan sebuah amplop tebal berisi uang kepada lelaki yang masih tampak lapar di atas ranjang.*

Saturday 15 March 2014

Aku Hanya Angin

Mungkin hujan kemarin meluruhkanmu. Mendesak asamu yang selalu terjaga. Aku hanya angin yang lewat bersama hujan. Menerpamu tanpa berpikir apa-apa. Aku bilang, aku hanya angin... yang ikut mencari kata dalam serpihan lara.

“Aku tidak memaksamu,” katamu waktu itu. Aku hanya terdiam, bahuku berguncang, luruh bersama hujan.

Apa katamu tadi? Aku tidak memaksamu? Kau yang memaksaku bangsat! Memeras ragaku yang tak berdaya.

“Aku hanya memintamu untuk tidak lari,” ujarku bergetar. Aku benci ini, ketika terlihat lemah dihadapnmu. Saat ini aku hanya ingin menerkammu, membunuhmu dalam bisu.

“Aku tidak lari. Aku hanya belum sanggup memikul bebanmu,” ujarmu tak berperasaan. Lalu... kau bersedekap dihadapanku, seolah aku ini tersangka satu-satunya. Katamu bebanku? Ini bebanmu bangsat! Aku yang kau paksa untuk memikulnya. Kau tau? Saat ini aku benar-benar ingin mengulitimu hidup-hidup.

Metamirfosis Cahaya

Tebing ini begitu tinggi. Aku berdiri di atasnya dalam keremangan. Memandang padang pasir yang terhampar luas. Kosong. Hanya ada tumpukan pasir yang menggunung. Tertiup angin, menggeser, dan membentuk tumpukan baru. Entah berapa lama aku hanya terdiam. Menyaksikan siklus yang terkesan monoton ini.

Hingga muncul setitik cahaya menyilaukan mata. Dia bergerak cepat. Membentur tebing. Memantul. Menyebar. Menerangi padang pasir. Sekumpulan akar kering ditepi tebing mengeras. Saling membelit, merambati padang pasir. Melahirkan biji-biji kehidupan yang tumbuh diatasnya. Memberinya rumput hijau dan padang bunga segala warna. Memberinya pohon-pohon rindang menyejukkan setiap jiwa.

Cahaya itu bermetamorfosis. Membentuk berbagai warna. Bersatu, melengkung, membuat setengah lingkaran. Aku terpana menatap metamorfosis padang pasir. Inikah keajaiban cahaya? Memberi kehidupan pada setiap ketandusan. Memberi pencerahan pada setiap kegelapan. Aku berlutut, menunduk, mengucap puji berkali-kali. Ia telah datang dengan cahaya-Nya. Dan ijinkan aku memeluknya dalam cinta.

Friday 14 March 2014

Baik-baik Saja


“Dia terlihat kacau saat tampil tadi.” Rena tiba-tiba muncul, langsung duduk di sampingnya. “Apa dia sakit?” ujarnya kembali karena tak kunjung mendapat tanggapan.

“Tidak. Aku yang sakit, bukan dia.” Hima berujar lemah.

“Oh ya? Tadi sebelum tampil ia sempat mencarimu.”

Hima hanya tersenyum tipis.

“Kenapa? Kalian bertengkar?” Rena kembali berujar seraya mengubah posisi duduknya, sedikit mencondongkan badanya ke arah Hima. “Apa koki itu datang lagi membawa masakan yang ia banggakan?”

Hima melayangkan tatapan tajam pada sahabatnya itu. “Dia baik-baik saja, dan aku juga baik-baik saja. Jadi aku mohon, jangan bicarakan wanita itu dihadapanku oke?” ujarnya ketus.

Rena mengangguk-anggukkan kepala, mengerti dengan apa yang terjadi.

Hujan Malam Itu

Terkuak sudah semuanya. Malam itu di tengah guyuran hujan yang bertalu-talu memukul atap rumah, seorang gadis berseragam kantoran berdiri kaku di ambang pintu kamar. Air mata menggenangi pelupuk matanya yang sedikit sipit. Berdesakan, memaksa untuk dikeluarkan.

Detik pertama. Ia masih bergeming menatap kecewa sekaligus benci dua orang di hadapannya yang sibuk menutupi diri dengan selimut. Detik kedua. Pipinya yang tirus mulai basah oleh air mata.

“Dasar berengsek!” Detik ketiga ia meneriakkan semua amarahnya.

Gadis itu membanting pintu di hadapannya, lantas beranjak pergi dari sana dengan langkah tergesa. Malam itu, ia mengerti bagaimana rasanya dikhianati teman sendiri.

Friday 28 February 2014

Tokoh-tokoh Anime Kaichou Wa Maid Sama

Di sini saya cuma mau nyebutin tokoh-tokoh yang maen di Kaichou Wa Maid Sama.

Ayuzawa Misaki
Murid SMA Seika dan Ketua Dewan Perwakilan Sekolah Seika. Bekerja sebagai maid di Maid Latte.

  
Usui Takumi
Murid SMA Seika. Dia ini menyukai Misaki dan selalu menjaga Misaki meskipun Misaki selalu merasa terganggu oleh tingkahnya.


Sasayan
Teman masa kecil Misaki, ia pindah ke SMA Seika untuk bertemu Misaki yang merupakan cinta pertamanya.

Kaichou Wa Maid Sama

Ketagiahan nonton anime ketagihan juga bikin tulisannya. Mumpung lagi rajin nulis. Maka jadilah postingan tengah malem ini hohoho~



 

Kali ini saya mau nyeritain anime Kaichou Wa Maid Sama, pada tau kan? Asli, anime ini seru beuuuuuuud. Saya suka karakter tokohnya, penggambaran tokohnya, ceritanya juga saya sukaaaaaaaaaaaa. Kita mulai dari mana? Oke, saya mulai dari Ayuzawa Misaki yang seorang ketua Dewan Perwakilan Sekolah perempuan pertama di SMA Seika (mungkin kalo di kita ketua OSIS kali ya) dan ditakuti di sekolahnya ternyata adalah seorang pelayan di Maid Latte. Ia bekerja untuk membantu keuangan keluarganya yang miskin, serta ayahnya yang pergi entah kemana dan meninggalkan banyak hutang. Misaki bersedia bekerja sebagai maid (yang jika ketahuan murid lain di sekolah image garangnya akan hilang) karena manajer di Maid Latte sangat baik dan mengerti jadwal sekolahnya. Ia sengaja bekerja di kota sebelah supaya teman-teman sekolahnya gak ada yang tau kalo dia seorang pelayan yang harus berpakaian unyu-unyu. Tapi... Usui Takumi, yang merupakan salah satu murid di sekolahnya memeregokinya saat ia sedang bekerja, maka dimulailah kehidupan tak tenang Misaki. (oke semoga anda anda mengerti dengan bahasa saya yang belibet ini hahaha)

 

 

Monday 24 February 2014

Ao No Exorcist

Akhir-akhir ini saya lagi ketularan demen nonton anime gara-gara temen saya yang terus terusan cerita anime sama manga. Ini postingan pertama saya di sini yang isinya review anime. Pengennya sih bikin review tentang buku atau film yang udah pernah saya tonton, tapi lebih mengarah ke pendapat sendiri sih, soalnya saya ga begitu ngerti hal-hal apa aja yang harus ada dalam sebuah review hahaha. Kalo misal ada yang tau mohon bimbingannya ya~ *bungkuk ala-ala jepang*

Kali ini mari kita mulai dari anime yang judulnya Ao No Exorcist. Meskipun kalian mungkin udah nonton dari jaman kapan tau dan saya baru nonton bulan kemarin -____-

Ao No Exorcist ini totalnya 25 episode dan ada beberapa OVA (Original Video Animation). OVA itu sebuah istilah di Jepang untuk menyebut sebuah atau anime serial yang dipublikasikan langsung ke dalam format video tanpa didahului penyiaran di televisi ataupun bioskop (kata kaskus di sini sih begitu artinya OVA). Pertama saya tau anime ini dari temen saya, katanya seru, ya udah saya tonton. Kebiasaan saya kalo mau liat film itu ngacak dulu, liat bagian awal, tengah, sama akhir. Pas liat awalnya ada kaya pendeta-pendeta gitu, trus saya skip ke episode belasan, lagi tarung-tarungan gitu, sama ada setan-setannya. Pas liat di episode itu kaya ga terlalu seru, ya udah akhirnya saya anggurin dulu nih anime, dan beralih nonton film lain.

Beberapa minggu kemudian (?) pas saya ga ada tontonan lain, saya mulai liat lagi nih anime dari episode awal. Dan ternyata.... seru bangeeeeeeeet. Saya ga berenti nonton nyampe episode akhir.

Monday 10 February 2014

Catatan Akhir Sekolah

Film ini film lama yang menceritakan tiga orang sahabat berseragam putih abu yang nyampe sekarang masih seru kalo ditonton ulang. Ketiganya ini dikenal sebagai boy band cemen gara-gara insiden pas OSPEK yang kebetulan nama mereka urut-urutan di absen. Nama tiga sahabat ini Agni, Arian, dan Alde yang lebih dikenal sebagai trio cupu atau A3. Yup! Catatan Akhir Sekolah. Asli film ini tuh seru banget, bikin inget terus masa-masa pas jaman SMA.


film ini rilis pada tahun 2005

Pembuka film dimulai dengan menampilkan gambar burem gak jelas yang entah menceritakan apa bikinan Agni si penggila film. Dengan gayanya yang sok, dia bilang filmnya tuh lebih bagus dari film hollywood. Asli dah ngakak liat nih film. Trus disusul dengan menceritakan singkat kehidupan SMA mereka dan murid-murid lainnya di SMA Fajar Harapan.


Gomawo~