Friday 9 April 2010

Cerpen : Apa-apaan Ini?

Drrrttt! Drrrttt! Drrrttt!

Ponsel yang kuletakkan di atas meja bergetar. Aku beranjak, lantas mengambilnya yang semakin bergetar heboh. Ternyata Cakka, pacarku yang sering mendeklarasikan diri sendiri ganteng menelpon.

"Ada apa Cak?" ujarku dengan sebelah tangan yang masih sibuk memilih buku pelajaran untuk hari ini.

"Umm... Ag?" terdengar suaranya dari sebrang.

"Hmmm..."

"Aku mau kita putus," ujarnya lirih.

Aku berhenti sebentar dari memilih-milih buku pelajaran. Serasa ada tiba-tiba yang menghisap semua oksigen di ruangan ini, sesak sekali rasanya. Mataku memanas dengan sendirinya, mengundang beberapa tetes air untuk bergelung di ujung kelopak mata. Tapi apa yang harus kuperbuat? Memohon padanya untuk berpikir ualng? Memohon padanya untuk menjelaskan kenapa? Atau mungkin hubungan kami memang sudah waktunya berakhir? Memang, beberapa hari ini hubunganku dengannya sedang bermasalah. Aku menghela napas setelah beberapa detik mematung di tempat. Pada akhirnya ego gengsikulah yang menguasai. Kukumpulkan tenaga dan suara yang cukup santai untuk menanggapi pernyataannya, berusaha sekuat tenaga menghilangkan nada bergetar yang keluar dari mulutku.

"Ya kalo itu mau lo boleh aja," ujarku sesantai mungkin. Aku langsung memutuskan panggilan, lantas membantingnya ke kasur, aku masih sadar untuk tidak membantingnya ke lantai, tau diri kalau aku belum bisa mencari uang.

Dasar! Cakka bodoh! Oke lupakan dia! Dan jangan menangis! Sekuat tenaga aku mendoktrin diriku sendiri.

Gomawo~