Saturday, 15 March 2014

Aku Hanya Angin

Mungkin hujan kemarin meluruhkanmu. Mendesak asamu yang selalu terjaga. Aku hanya angin yang lewat bersama hujan. Menerpamu tanpa berpikir apa-apa. Aku bilang, aku hanya angin... yang ikut mencari kata dalam serpihan lara.

“Aku tidak memaksamu,” katamu waktu itu. Aku hanya terdiam, bahuku berguncang, luruh bersama hujan.

Apa katamu tadi? Aku tidak memaksamu? Kau yang memaksaku bangsat! Memeras ragaku yang tak berdaya.

“Aku hanya memintamu untuk tidak lari,” ujarku bergetar. Aku benci ini, ketika terlihat lemah dihadapnmu. Saat ini aku hanya ingin menerkammu, membunuhmu dalam bisu.

“Aku tidak lari. Aku hanya belum sanggup memikul bebanmu,” ujarmu tak berperasaan. Lalu... kau bersedekap dihadapanku, seolah aku ini tersangka satu-satunya. Katamu bebanku? Ini bebanmu bangsat! Aku yang kau paksa untuk memikulnya. Kau tau? Saat ini aku benar-benar ingin mengulitimu hidup-hidup.

No comments:

Post a Comment

Gomawo~