Friday, 14 March 2014

Hujan Malam Itu

Terkuak sudah semuanya. Malam itu di tengah guyuran hujan yang bertalu-talu memukul atap rumah, seorang gadis berseragam kantoran berdiri kaku di ambang pintu kamar. Air mata menggenangi pelupuk matanya yang sedikit sipit. Berdesakan, memaksa untuk dikeluarkan.

Detik pertama. Ia masih bergeming menatap kecewa sekaligus benci dua orang di hadapannya yang sibuk menutupi diri dengan selimut. Detik kedua. Pipinya yang tirus mulai basah oleh air mata.

“Dasar berengsek!” Detik ketiga ia meneriakkan semua amarahnya.

Gadis itu membanting pintu di hadapannya, lantas beranjak pergi dari sana dengan langkah tergesa. Malam itu, ia mengerti bagaimana rasanya dikhianati teman sendiri.

No comments:

Post a Comment

Gomawo~