Tuesday, 16 September 2014

Lelaki di Ujung Koridor

Matahari masih terik, padahal sudah hampir mendekati asar. Dua anak SMA keluar dari pintu kelas, sepertinya mereka baru selesai piket. Keduanya berjalan beriringan melewati koridor sekolah yang tambah sepi. Agni berjalan tertunduk dengan Deva yang terus sibuk berceloteh di sebelahnya. Sesekali Agni mengangkat wajah menatap Deva, dan kata, “Oh”, “Ya”, “Masa?” meluncur pelan dari bibirnya. Ia tak menyadari sepasang mata tengah mengawasi mereka berdua dari ujung koridor.

Tepat ketika Deva tak sengaja menjatuhkan ponsel dan Agni memungutnya, mata gadis itu tak sengaja menangkap tatapan dari sosok lelaki asing di ujung koridor. Gadis itu terdiam sejenak, saling pandang beberapa detik. Lelaki di ujung koridor mengerjap lebih awal, menyadari situasi. Lelaki itu berbalik, berjalan santai seolah tak pernah melihat Agni.

Agni masih terdiam dalam posisi jongkok, ia baru sadar ketika Deva ikut jongkok seraya berujar, “Kenapa? Hapenya rusak ya?”

“Eh?” Agni menoleh pada Deva yang tengah memandangnya.

“Ah... kayanya enggak deh,” ujar gadis itu tersadar, lantas memberikan ponsel yang ia genggam pada Deva.

Agni berdiri, tetapi matanya terus mengawasi sosok yang menghilang di balik tembok menuju kawasan kelas sepuluh. Ia sendiri tak mengerti, kenapa tatapan lelaki itu seperti tak asing baginya. Padahal ini kali pertama ia melihat, atau mungkin ia lupa pernah melihatnya sebelum ini.

“Ag? Kenapa?”

“Hah?” Agni mengerjap, memandang Deva yang tengah memandang cemas dirinya. Ia tak sadar bahwa sedari tadi ia masih bergeming di tempatnya berdiri, menatap kosong ke depan.

“Gak apa-apa. Ayo pulang,” ujarnya kembali. Pikirannya masih tak tenang. Ia seperti melihat seseorang darinya. Seseorang yang sepertinya pernah ia kenal.*

No comments:

Post a Comment

Gomawo~