Setiap kataku mungkin berasal darimu, menuntunku
dalam setiap gerak, membimbingku bersama nyanyian waktu yang berdentang
Selimut-selimut harap yang dulu kau tuang, membuatku sadar bahwa hidup bukan hanya
sekedar napas
Kau mengajariku bagaimana mengeja waktu, menata
setiap detik yang terpecah, menyusunnya dalam catatan naskah
Kala aku terombang dalam lautan ketidakpastian, kau merengkuhku,
membisikkan mantra-mantra jitu, mengangkat daguku dan menegakkan bahu
Membuatku terperanjat, hidup ini bukan untuk
orang-orang lemah
Kemarin ketika awan mendung datang berkunjung, kau menyambutnya bagai
teman lama lantas asik bercengkrama
Membuatku tertampar bahwa hidup bukan untuk menatap
lara
No comments:
Post a Comment