Apa
itu schizophrenia? Schizophrenia
adalah gangguan kejiwaan dan kondisi medis yang mempengaruhi fungsi otak
manusia, mempengaruhi fungsi normal kognitif, emosional dan tingkah laku. Ia adalah gangguan jiwa psikotik paling
lazim dengan ciri hilangnya perasaan afektif atau respons emosional dan menarik
diri dari hubungan antarpribadi normal. Sering kali diikuti dengan delusi
(keyakinan yang salah) dan halusinasi (persepsi tanpa ada rangsang
pancaindra). sumber
Asli, penyakit ini serem banget. Pas baca blognya Mbak Marlisa yang adiknya mengidap penyakit tersebut, serasa baca novel pas baca kisahnya.
Asli, penyakit ini serem banget. Pas baca blognya Mbak Marlisa yang adiknya mengidap penyakit tersebut, serasa baca novel pas baca kisahnya.
Pas baca di blognya Mbak Marlisa
sama blog lainnya, kebanyakan penderita ini mendengar suara-suara atau perintah
yang terdengar nyata yang berasal dari otaknya sendiri.
Kenapa bisa seperti itu?
Di dalam otak terdapat milyaran sambungan sel. Setiap sambungan sel menjadi tempat untuk meneruskan maupun menerima pesan dari sambungan sel yang lain. Sambungan sel tersebut melepaskan zat kimia yang disebut neurotransmitters yang membawa pesan dari ujung sambungan sel yang satu ke ujung sambungan sel yang lain. Di dalam otak yang terserang schizophrenia, terdapat kesalahan atau kerusakan pada sistem komunikasi tersebut.
Di dalam otak terdapat milyaran sambungan sel. Setiap sambungan sel menjadi tempat untuk meneruskan maupun menerima pesan dari sambungan sel yang lain. Sambungan sel tersebut melepaskan zat kimia yang disebut neurotransmitters yang membawa pesan dari ujung sambungan sel yang satu ke ujung sambungan sel yang lain. Di dalam otak yang terserang schizophrenia, terdapat kesalahan atau kerusakan pada sistem komunikasi tersebut.
Bagi keluarga dengan penderita schizophrenia di
dalamnya, akan mengerti dengan jelas apa yang dialami penderita schizophrenia
dengan membandingkan otak dengan telepon. Pada orang yang normal, sistem switch
pada otak bekerja dengan normal. Sinyal-sinyal persepsi yang datang dikirim
kembali dengan sempurna tanpa ada gangguan sehingga menghasilkan perasaan,
pemikiran, dan akhirnya melakukan tindakan sesuai kebutuhan saat itu. Pada otak
penderita schizophrenia, sinyal-sinyal yang dikirim mengalami gangguan sehingga
tidak berhasil mencapai sambungan sel yang dituju.
Schizophrenia terbentuk secara bertahap dimana keluarga maupun penderita
tidak menyadari ada sesuatu yang tidak beres dalam otaknya dalam kurun waktu
yang lama. Kerusakan yang perlahan-lahan ini yang akhirnya menjadi
schizophrenia yang tersembunyi dan berbahaya. Gejala yang timbul secara
perlahan-lahan ini bisa saja menjadi schizophrenia akut. Periode schizophrenia
akut adalah gangguan yang singkat dan kuat, yang meliputi halusinasi,
penyesatan pikiran (delusi), dan kegagalan berpikir.
Kadang kala schizophrenia menyerang secara tiba-tiba. Perubahan perilaku
yang sangat dramatis terjadi dalam beberapa hari atau minggu. Serangan yang
mendadak selalu memicu terjadinya periode akut secara cepat. Beberapa penderita
mengalami gangguan seumur hidup, tapi banyak juga yang bisa kembali hidup
secara normal dalam periode akut tersebut. Kebanyakan didapati bahwa mereka
dikucilkan, menderita depresi yang hebat, dan tidak dapat berfungsi sebagaimana
layaknya orang normal dalam lingkungannya.
Dalam beberapa kasus, serangan dapat meningkat menjadi apa yang disebut
schizophrenia kronis. Penderita menjadi buas, kehilangan karakter sebagai
manusia dalam kehidupan sosial, tidak memiliki motivasi sama sekali, depresi,
dan tidak memiliki kepekaan tentang perasaannya sendiri. (dikutip dari blognya Mbak Marlisa)
Coba deh baca ceritanya ini (klik sini)
, siapa tau saudara atau teman dekatmu ada yang seperti itu. Kalo diketahui dari
sekarangkan mudah-mudahan masih bisa ditangani.
1.
“A person diagnosed with schizophrenia may experience
hallucinations (most commonly hearing voices), delusions… / Seseorang yang
terdiagnosa skizofrenia dapat/mungkin mengalami halusinasi (kebanyakan
mendengar suara-suara), delusi..”
2. “…disorganized thinking and speech. The latter may
range from loss of train of thought, to sentences only loosely connected in
meaning, to incoherence known as word salad in severe cases… / …berpikir dan
berbicara yang berantakan (tidak terstruktur). Pada akhirnya dapat memungkinkan
hilangnya urutan (rangkaian) pemikiran, kalimat-kalimatnya hanya sedikit yang
berarti, pembicaraan yang ngawur seperti pembicaraan yang tercampur aduk pada
beberapa kasus berat…”
3. “… sloppiness about dress and hygiene, and loss of
motivation and judgement are all common in schizophrenia. There is often an
observable pattern of emotional difficulty, for example lack of responsiveness
or motivation… / kecerobohan dalam berpakaian dan kebersihan, serta kehilangan
motivasi dan penilaian adalah hal yang biasa dalam penyakit Skizofrenia
(Schizophrenia). Terkadang dapat diamati bahwa terdapat pola atas kesulitan
emosional, misalnya sangat kurangnya responsif dan motivasi… ”
4. “Impairment in social cognition is associated with
schizophrenia, as are symptoms of paranoia; and social isolation commonly
occurs. In one uncommon subtype, the person may be largely mute, remain
motionless in bizarre postures, or exhibit purposeless agitation; these are
signs of catatonia /Penurunan kesadaransosial berkaitandengan skizofrenia, seperti juga gejala paranoia dan isolasi sosial sering terjadi. Dalam satu subtipe
tidakbiasa, orang ini (Skizofrenia)
memungkinkan menjadi sangat diam,
diam dan tidakbergerak
dengan
postur (atau
posisi) tubuh yang aneh, atau menunjukkan sikap bergejolak
tanpa tujuan
yang jelas, ini adalah tanda-tanda
catatonia.
Penurunan atas kesadaran sosial tidak hanya sampai disitu. Penderita
Skizofrenia (Schizophrenia) juga akan terlihat seperti orang yang paranoid.
Awalnya penderita akan mengatakan bahwa dirinya tidak menyukai keramaian, namun
jika ditilik lebih dalam.. sebenarnya ketidaknyamanan tersebut muncul karena
dirinya berpikir terlalu negatif terhadap orang-orang yang tidak dikenal. Dirinya
akan merasa semua orang menatap kearahnya dan membicarakan dirinya. Padahal
orang-orang itu hanya melihat sekilas, bukan menatap berlama-lama. Ia berasumsi,
orang lain membicarakan dirinya secara berbisik. Hal ini yang membuatnya sangat
takut dan tidak suka berada di tengah keramaian. Semakin ramai tempatnya, bisikannya
semakin berpeluang untuk mengatakan bahwa orang-orang disekitarnya membicarakan
dan membahayakan dirinya.
Dari beberapa cerita yang saya baca, kebanyakan penderita penyakit ini
merasa bahwa mereka mendapat bisikan untuk melakukan bunuh diri dan membuat
penderitanya merasa mereka sangat tidak berguna dan menyusahkan.
Saya dapet cerita lainnya di sini.
No comments:
Post a Comment