Saturday, 31 October 2015

Horor Komedi : Malam Minggu

Malam minggu. Nadin dan Rakka, sepasang muda mudi tengah duduk berdampingan di sebuah taman. Keduanya hanya menunduk malu, kadang kedua mata mereka saling bertemu, saling tersenyum sekilas, lantas  menunduk kembali. Keduanya terus seperti itu sampai sang wanita hanya menunduk tanpa memandang yang satunya lagi.

“Mmm... Nad, aku mau ngaku sesuatu sama kamu.” Rakka berujar ragu.

Melihat tak ada reaksi apapun dari Nadin, Rakka melanjutkan perkataannya.

“Sebenernya... aku... mmm... aku... aku... suka sama kamu. Kamu mau ga jadi... jadi... pacar aku?” Tetap tak ada tanggapan apapun dari Nadin yang masih menunduk. “Eh tapi tapi tapi kalo kamu belum bisa jawab apa-apa, ga apa-apa kok jawabnya kapan aja. Aku gak maksa kamu buat jawab malam ini. Aku cuma mau kamu tau aja apa yang aku rasakan selama ini sama kamu.”


Rakka menghela napas lega setelah mengucapkan itu, tapi tak ada tanggapan apapun dari Nadin. Rakka merasa tak enak, dia hanya bisa beranggapan kalau Nadin tidak menyukainya. Akhirnya ia memberanikan diri menyentuh pundak Nadin.

“Nad? Kamu ga apa-apa kan?” tanyanya cemas.

Nadin mengangkat wajahnya perlahan, ia tersenyum aneh. “Ih... kamu cucok banget deh. Eike mau kok jadi pacar yey.”

Rakka hanya bisa melongo melihat reaksi pujaan hatinya yang mendadak aneh layaknya banci di lampu merah.

“Kamyu kenapa sih? Tadi katanya suka sama aku.” Nadin menepuk manja pundak Rakka yang masih melongo.

Rakka bergidik kecil. “Lo kerasukan apaan sih?” ucapnya pelan, tanpa sadar mulutnya mengucapkan kata itu.

“Selama eike hidup gak pernah ada yang nyatain suka sama eike. Baru kali ini pas eike masuk ke tubuh cewek yang lagi ngelamun ini ada yang nembak eike. Cium eike dong, katanya suka.” Nadin yang tengah dirasuki setan banci penunggu taman itu memonyongkan bibirnya.

“Heh. Heh. Heh.” Rakka hanya bisa tertawa garing. Ia membalikkan badannya, lantas berlari meninggalkan taman dan Nadin yang masih dirasuki setan banci di belakangnya.

“Hei kok kabur sih? Katanya cinta sama eike?” Nadin atau setan banci itu berteriak mencoba memanggil Rakka yang masih berlari tanpa menengok ke belakang lagi. Ia menghentakkan kaki dan menyilangkan tangannya di depan dada, kesal.*

No comments:

Post a Comment

Gomawo~