Di semester lima ini kami belajar tentang kain tapestry, yang menurut
saya cukup seru ketika melakukan praktiknya. Soalnya praktik membuat kain
tapestry ini menggunakan tangan, tujuannya untuk menghasilkan kain hias berupa
suatu corak gambar. Yaaahhhh meskipun saya ga terlalu bisa gambar tapi ngerjain
tugas tapestry ini menurut saya menyenangkan (andai tidak ada deadline
pengumulan tugasnya yang mepet-mepet hahaha). Alhasil kita mesti begadang buat
nyelesain anyamannya.
Pengertian Tapestry menurut beberapa tokoh-tokoh dunia :
Tapestry merupakan pertenunan tradisional dimana benang pakan
seluruhnya membungkus benang lusi, tidak seperti teknik tenun lainnya dimana
benang lusi dan pakan yang saling bersilangan.
Tapestry merupakan variasi dari anyaman polos. Hal ini didasarkan pada
penggunaan benang pakannya, serta pendistribuasian yang tidak seimbang antara
benang lusi dan benang pakan. (Redman, Jane, 1976)
Sebuah karya seni pada pertenunan, yang dikerjakan dengan tangan pada
alat tenun, dimana desainnya terbuat dari anyaman itu sendiri (tidak dicetak),
dimaksudkan untuk membentuk panel vertikal (Robert-French Dictionary).
(Pianzola: 1971)
Kain tenun hias dimana desainnya biasanya berupa gambar yang
menggambarkan sebuah cerita. Seluruh desainnya terbuat dari anyaman tenun,
bukan berupa sulaman. Aslinya dibuat dengan tangan, tetapi sekarang tapestry
bisa ditenun dengan mesin. (Cliffs, Engelwood:1970)
Karakteristik Tapestry
· Corak anyaman pada kain taspestry dibentuk oleh anyaman yang saling mengikat
(interlocking) antara lusi dan pakan. (Jane Redman, 1976)
· Pada kainnya, kerapatan pakan lebih rapat dan
menutupi seluruh bagian benang lusi. (Jane Redman, 1976)
·
Distribusi benang lusi dan pakan pada kain tidak
merata. (Jane Redman, 1976)
·
Letak benang-benang lusi berjauhan dibanding
benang-benang pakan.
·
Benang pakan menutupi benang lusi pada kedua
permukaan kain, menghasikan efek-efek rib.
·
Fungsi utama tapestry adalah sebagai wall
hanging.
(sumber: Redman, Jane, Frame Loom Weaving)